Jumat, 20 Desember 2013

Seorang Ahli Bedah Ortopedi Menjelaskan Imannya

WAWANCARA | IRÈNE HOF LAURENCEAU

 

Dr. Irène Hof Laurenceau adalah seorang ahli bedah ortopedi di Swiss. Pada suatu waktu, ia pernah meragukan keberadaan Allah. Tetapi, bertahun-tahun kemudian, dia akhirnya menyimpulkan bahwa Allah ada dan bahwa Ia adalah Sang Pencipta kehidupan. Sedarlah! mewawancarainya tentang pekerjaannya dan imannya.
Apa yang membuat Anda tertarik dengan sains?
Semasa kecil, saya suka sekali dengan alam. Saya dibesarkan di Richterswil, sebuah desa yang indah di Swiss, di tepi Danau Zurich. Orang tua dan kakak-kakak suka mengajak saya jalan-jalan dan mereka sering bercerita tentang binatang dan tumbuhan yang kami lihat di sepanjang jalan.
Kenapa Anda mengambil jurusan pembedahan ortopedi?
Ayah saya pernah bekerja selama beberapa waktu sebagai asisten di ruang operasi di rumah sakit, jadi sering kali dia cerita tentang pembedahan dengan bersemangat. Cerita-ceritanya membuat saya jadi tertarik dan belakangan saya memilih profesi sebagai ahli bedah. Spesialisasi saya adalah pembedahan ortopedi karena saya tertarik dengan cara kerja organ-organ gerak. Untuk memperbaiki tulang, otot, dan tendon yang memungkinkan kita bergerak, ahli bedah ortopedi harus berpikir seperti seorang insinyur.
Yang terutama, saya senang kalau kondisi kesehatan pasien-pasien saya membaik. Saya sangat suka pekerjaan yang membuat saya bisa berinteraksi dengan orang.
Kenapa Anda pernah meragukan keberadaan Allah?
Keraguan saya bermula saat saya masih muda, dan ada dua hal yang khususnya memengaruhi saya. Pertama, saya mengamati bahwa beberapa guru agama di gereja tidak bermoral, dan ini membuat saya sangat resah. Kedua, di sekolah, beberapa guru biologi saya percaya sama evolusi, dan akhirnya saya juga percaya sama ajaran itu, khususnya waktu kuliah.
Kenapa dulu Anda menerima evolusi?
Saya percaya sama dosen-dosen saya. Selain itu, saya berpikir bahwa kalau beberapa jenis binatang tertentu punya kesamaan  anatomi, pastilah nenek moyang mereka sama. Dan menurut saya, itu klop dengan gagasan bahwa mutasi gen bisa menghasilkan spesies-spesies baru.
Lalu, kenapa Anda belakangan berubah pikiran?
Seorang teman mengundang saya ke pertemuan ibadat Saksi-Saksi Yehuwa. Saya terkesan dengan jemaatnya yang ramah dan khotbah-khotbahnya yang informatif. Belakangan, seorang wanita yang ramah dari jemaat itu mengunjungi saya, dan saya bertanya kepadanya, ”Apa buktinya Alkitab itu benar?”
Ia pun menunjukkan nubuat-nubuat Alkitab mengenai ciri-ciri zaman kita. Satu contohnya adalah nubuat Yesus bahwa menjelang kiamat akan ada banyak peperangan antarbangsa, ”gempa bumi yang hebat”, dan ”sampar dan kekurangan makanan” di mana-mana. * Ia juga menunjukkan nubuat-nubuat yang meramalkan kebobrokan sosial dan meningkatnya ketamakan dan kejahatan lainnya yang memang sering kita lihat dewasa ini. * Tak lama kemudian, saya mulai sungguh-sungguh belajar Alkitab dan segera sadar bahwa prediksi-prediksi Alkitab selalu menjadi kenyataan. Saya juga mulai mengkaji ulang pandangan saya tentang asal mula kehidupan.
Sewaktu memikirkan tentang asal mula kehidupan, apakah riset medis Anda juga berperan?
Ya. Waktu mulai belajar Alkitab, saya sedang meneliti tentang pembedahan lutut. Sejak akhir 1960-an, para ilmuwan mulai memahami lebih jelas mekanisme lutut yang rumit. Mereka mendapati bahwa lutut kita tidak hanya bisa menekuk satu arah seperti engsel. Sebaliknya, lutut bisa berputar dan bergeser. Ini adalah perpaduan cemerlang yang membuat lutut bisa punya lebih banyak gerakan, memungkinkan kita berjalan, menari, meluncur, dan melakukan banyak hal lainnya.
Selama kira-kira 40 tahun, para periset telah mencoba merancang lutut palsu. Tapi, karena lutut manusia sangat rumit, itu jadi sulit ditiru. Selain itu, dibanding lutut kita, produk buatan biasanya tidak tahan lama. Sekalipun bahan-bahan yang mereka gunakan sudah lebih bagus, paling-paling produk mereka hanya bisa tahan sampai 20 tahun. Nah, lutut kita terbuat dari sel-sel hidup yang terus diperbarui. Bagi saya, lutut bukan bukti adanya proses evolusi yang acak, melainkan hikmat Allah.
Lalu, bagaimana dengan mutasi dan kesamaan anatomi yang tadi Anda sebutkan?
Kesamaan itu menunjukkan bahwa Perancangnya sama. Selain itu, mutasi tidak membuat suatu organisme hidup berubah menjadi jenis yang lebih tinggi. Sebaliknya, mutasi cenderung merusak gen. Memang, sebuah kecelakaan bisa saja menguntungkan. Misalnya, katakanlah ada kereta menabrak jembatan dan merusaknya, sehingga tentara yang mau menyerang jadi tidak bisa lewat, dan kota itu tetap aman. Tetapi, kecelakaan itu tidak akan memperbaiki kota tersebut. Demikian pula, mutasi tidak akan memperbaiki organisme. Dan, mutasi tidak akan pernah bisa menghasilkan sesuatu yang dirancang dengan begitu brilian seperti lutut manusia, ataupun bagian tubuh lainnya.
Mutasi tidak akan pernah bisa menghasilkan sesuatu yang dirancang dengan begitu brilian seperti lutut manusia
Kenapa Anda menjadi Saksi Yehuwa?
Ketika saya mulai menerapkan prinsip Alkitab, hidup saya jadi jauh lebih baik. Selain itu, saya pernah menghadiri kebaktian internasional Saksi-Saksi Yehuwa pada 2003. Di sana saya melihat begitu banyak orang bersatu seperti sebuah keluarga, bahkan di antara delegasi yang belum pernah saling bertemu. Itulah bukti kasih yang nyata, dan saya ingin jadi bagian darinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar