Senin, 16 Desember 2013

Ada Apa di Balik Ilmu Sihir?

Ada Apa di Balik Ilmu Sihir?

”TUKANG SIHIR”. Bila mendengar kata ini, apa yang Anda bayangkan? Nenek sihir yang mengucapkan mantra-mantra yang mencelakakan atau wanita amoral yang bergaul dengan Setan? Bertentangan dengan konsep itu, banyak orang yang mengaku sebagai tukang sihir modern penampilannya seperti orang kebanyakan. Beberapa di antaranya termasuk kalangan profesional yang disegani, seperti pengacara, guru, penulis, dan perawat. Di seluas dunia, gerakan keagamaan yang tampaknya menyerupai praktek ilmu gaib sedang bangkit kembali, seperti halnya animisme dan neopaganisme. ”Di Rusia, ke mana pun Anda pergi sekarang, ilmu sihir sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari,” kata seorang perwira polisi di negara itu. Di Amerika Serikat, ada sekitar 50.000 sampai 300.000 tukang sihir, atau ”Wiccan”, sebagaimana beberapa menyebut diri mereka.

Dewasa ini, kata ”tukang sihir” sering kali digunakan secara bebas dan maknanya pun berbeda-beda. Agaknya, perkembangan ilmu sihir zaman modern terutama berhubungan dengan aliran penyembahan dewi-dewi, yaitu animisme, yang sangat mempercayai kekuatan supernatural. Beberapa tukang sihir bekerja sendirian—mereka mempraktekkan ritual mereka sendirian, mengamati perubahan musim, fase pergerakan bulan, dan fenomena alam lainnya. Ada pula yang beribadat dan mengucapkan mantra-mantra mereka dalam coven, yaitu suatu kelompok yang biasanya terdiri dari 13 tukang sihir.

Memang, di negeri-negeri Barat dewasa ini persepsi publik terhadap tukang sihir sangat berbeda dengan pandangan orang-orang yang mendukung pembakaran tukang sihir pada Abad Pertengahan. Akan tetapi, secara sporadis masih terjadi tindak kekerasan yang sewenang-wenang terhadap para tukang sihir. Sebagai contoh, pada awal bulan Oktober 1998, di Indonesia, gerombolan-gerombolan yang bersenjatakan parang main hakim sendiri dengan membunuh lebih dari 150 orang yang dicurigai sebagai tukang sihir (dukun santet). Di Afrika Selatan antara tahun 1990 dan 1998, dilaporkan ada lebih dari 2.000 kasus kekerasan terhadap tukang sihir, termasuk 577 pembunuhan. Karena hidup di tengah sikap-sikap ekstrem semacam itu—entah yang menyukai ilmu sihir ataupun yang membenci para tukang sihir—bagaimana seharusnya orang-orang Kristen memandang hal ini?


Kebutuhan yang Tak Terpuaskan

Apa yang mendorong orang mempraktekkan ilmu sihir modern? Menurut mereka, salah satu faktor pendorong adalah rasa hormat pada alam dan kehidupan. Bahkan, beberapa di antara mereka dengan bersemangat menjelaskan bahwa tidak ada pengorbanan binatang dalam ritual-ritual ibadat mereka. Ada pula yang mengatakan bahwa mereka mencoba-coba ilmu sihir dalam upaya mencari orang-orang tempat mereka dapat berbagi keterbukaan, kepercayaan, dan minat rohani yang sama. ”Setiap orang yang saya kenal dalam gerakan paganisme ini begitu ramah dan terbuka . . . Mereka adalah orang-orang yang menyenangkan,” kata seorang tukang sihir modern. Dan, banyak yang menyangkal adanya keterlibatan dengan Setan, menegaskan bahwa sama sekali tidak ada ilah jahat dalam struktur keagamaan mereka.

Bagi banyak di antara mereka, alasan utama menjadi tukang sihir adalah karena merasa ada kekosongan rohani dan kekecewaan terhadap agama-agama utama. Sewaktu berbicara tentang coven-nya, Phyllis Currot, seorang wanita yang menjadi pendeta tinggi Wicca, berkata, ”Kami semua tidak puas dengan ajaran dan praktek agama-agama yang diajarkan kepada kami semasa kecil.” Menurut Curott, tukang sihir modern berupaya menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti, ’Bagaimana kita dapat menemukan kembali hal-hal yang sakral?’ Tetapi, apakah ilmu sihir itu jalan menuju kerohanian yang sejati?

Kerohanian yang Sejati—Dari Mana?

Alkitab dengan jelas memperlihatkan bahwa Yehuwa adalah satu-satunya Allah yang benar dan Penguasa Universal. (Mazmur 73:28; 1 Petrus 1:15, 16; Penyingkapan 4:11) Allah mengundang semua orang untuk mencari Dia ”dan benar-benar menemukan dia”. (Kisah 17:27) Oleh karena itu, kerohanian yang sejati hanya dapat diperoleh dengan memahami pengetahuan yang saksama mengenai Allah yang benar, Yehuwa. Hal ini dapat dicapai dengan mempelajari Firman-Nya, Alkitab Suci. ”Mendekatlah kepada Allah dan ia akan mendekat kepadamu,” demikian Yakobus, sang penulis Alkitab meyakinkan kita.—Yakobus 4:8.

Meskipun demikian, Firman Allah memperingatkan tentang sumber yang penuh kebencian dari kerohanian yang fasik. (1 Yohanes 4:1) Alkitab mengidentifikasi Setan si Iblis, musuh utama Yehuwa, beserta hantu-hantunya sebagai sumber dari banyaknya kerohanian sesat yang merajalela dewasa ini. Menurut Alkitab, Setan ”membutakan pikiran” banyak orang. Ia sesungguhnya sedang ”menyesatkan seluruh bumi yang berpenduduk”, termasuk mereka yang terlibat dalam ilmu sihir—tidak soal mereka mengaku menyembah Iblis atau tidak. Mengapa demikian?—2 Korintus 4:4; Penyingkapan 12:9.

Banyak praktek dan ritual yang berhubungan dengan ilmu sihir modern sangat mirip dengan perkara-perkara gaib dari Setanisme. Oleh karena itu, bahkan apa yang disebut sebagai keingintahuan yang tidak berbahaya dapat dengan mudah menjurus ke praktek ilmu gaib. Sebenarnya, dengan cara seperti ini banyak yang telah terperangkap dalam pengaruh Setan yang jahat.

Hal lain yang tidak boleh diabaikan adalah fakta bahwa kadangkala, orang-orang yang mempraktekkan ilmu sihir modern tertarik melakukannya karena mereka haus kekuasaan atau ingin membalas dendam. ”Bisa saja orang mengaku sebagai tukang sihir namun sebenarnya mempunyai maksud yang sangat jahat,” kata Jennifer, seorang tukang sihir modern. Bagaimanapun, tukang sihir yang pendendam maupun tidak, sama-sama sedang terancam bahaya menjadi sepenuhnya dikendalikan oleh Setan dan hantu-hantunya. Beberapa tukang sihir bisa jadi menyangkal keberadaan makhluk-makhluk roh jahat seperti itu, tetapi sikap ini malah membuat mereka lebih rentan terhadap tipu daya Setan dan hantu-hantunya.—Bandingkan 1 Korintus 10:20, 21.

Alkitab mengutuk tenung, sihir, praktek ilmu gaib, pengucapan mantra-mantra, dan upaya apa pun untuk berkomunikasi dengan orang mati. Alkitab dengan jelas menyatakan, ”Setiap orang yang melakukan perkara-perkara ini memuakkan bagi Yehuwa.” (Ulangan 18:10-12) Tentu, orang-orang Kristen bertekad untuk ”melakukan apa yang baik untuk semua orang”, dan dalam pelayanan mereka, banyak orang yang telah mereka bantu untuk membebaskan diri dari segala bentuk spiritisme. (Galatia 6:10; Kisah 16:14-18) Meskipun demikian, orang-orang Kristen sejati menghindari keterlibatan apa pun dengan ibadat palsu, termasuk segala bentuk ilmu sihir.—2 Korintus 6:15-17.
[Catatan Kaki]
Istilah ”neopaganisme” merujuk pada penyembahan dewa-dewi masa pra-Kristen.
Wiccan adalah pengikut Wicca, yaitu ”agama kafir yang cikal-bakalnya dari Eropa bagian barat pada masa pra-Kristen”, menurut The American Heritage College Dictionary.
Seri ”Pandangan Alkitab” dalam Sedarlah! telah menyediakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti ”Is There Really a Devil?” (Awake! 8 Januari 1990, halaman 12-13) dan ”Apakah Hantu Benar-Benar Ada?” (Sedarlah! 8 April 1998, halaman 18-19).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar