Minggu, 22 Desember 2013

Musuh dari Hidup Kekal



KEBAHAGIAAN di bumi—hampir setiap orang menginginkannya. Maka, mengapa begitu banyak orang yang tidak bahagia? Apa yang tidak beres? Karena hampir setiap orang menginginkan perdamaian, mengapa bangsa-bangsa berperang dan orang-orang saling membenci? Apakah ada suatu kekuatan yang membimbing mereka untuk melakukan perkara-perkara yang buruk ini? Mungkinkah ada suatu kuasa yang tidak kelihatan, yang mengendalikan semua bangsa?



2


Banyak orang ingin tahu mengenai hal ini apabila mereka mengamati betapa luar biasa kekejaman manusia—gas-gas yang mengerikan yang dipakai dalam peperangan untuk mencekik dan membakar orang-orang sampai mati, maupun bom-bom napalm dan bom-bom atom. Juga, senjata-senjata yang memuntahkan api, kamp-kamp konsentrasi, pembunuhan masal atas jutaan orang yang tidak berdaya, seperti di Kamboja tahun-tahun belakangan ini. Menurut saudara, apakah segala kejahatan ini terjadi hanya secara kebetulan? Meskipun manusia dengan inisiatif sendiri dapat melakukan perbuatan yang mengerikan, jika saudara mempertimbangkan betapa kejinya kejahatan yang dilakukan manusia, tidakkah masuk akal bahwa ia telah dipengaruhi oleh suatu kuasa jahat yang tidak kelihatan?



3


Tidak perlu diduga-duga lagi. Alkitab jelas memperlihatkan bahwa suatu pribadi yang cerdas dan tidak kelihatan telah mengendalikan manusia maupun bangsa-bangsa. Dalam Alkitab, Kristus Yesus menyebut pribadi yang berkuasa ini “penguasa dunia ini.” (Yohanes 12:31; 14:30; 16:11) Siapakah dia?



4


Untuk membantu kita mengetahui siapa dia, renungkanlah apa yang terjadi pada awal pelayanan Yesus di bumi ini. Alkitab menceritakan kepada kita bahwa setelah Yesus dibaptis ia pergi ke padang gurun. Di sana ia digoda oleh suatu makhluk yang tidak kelihatan yang disebut Setan si Iblis. Sebagian dari godaan itu dilukiskan begini: “Iblis membawaNya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepadaNya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepadaNya: ‘Semua itu akan kuberikan kepadaMu, jika Engkau sujud menyembah aku.’”—Matius 4:8, 9.



5


Pikirkanlah apa yang ditawarkan oleh Iblis kepada Kristus Yesus, yaitu “semua kerajaan dunia.” Apakah semua pemerintahan duniawi ini kepunyaan Iblis? Memang. Kalau tidak, bagaimana ia dapat menawarkannya kepada Yesus? Yesus tidak menyangkal bahwa pemerintahan-pemerintahan tersebut kepunyaan Setan. Ia pasti akan menyangkalnya jika Setan bukan pemiliknya. Sesungguhnya, Setan adalah penguasa yang tidak kelihatan dari semua bangsa di dunia! Alkitab dengan jelas mengatakan: “Seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat.” (1 Yohanes 5:19) Malah, Firman Allah menyebut Setan “ilah sistem ini.”—2 Korintus 4:4, NW.



6


Dengan keterangan ini semakin jelas mengapa Yesus berkata: “KerajaanKu bukan dari dunia ini.” (Yohanes 18:36) Juga semakin jelas mengapa bangsa-bangsa saling membenci dan mencoba untuk saling membinasakan padahal semua orang yang normal ingin hidup damai. Ya, “Setan . . . menyesatkan seluruh dunia.” (Wahyu 12:9) Ia ingin menyesatkan kita juga. Ia tidak suka jika kita menerima pemberian Allah berupa hidup kekal. Jadi kita harus berjuang agar jangan sampai ia mempengaruhi kita untuk melakukan apa yang jahat. (Efesus 6:12) Perlu kita ketahui siapa Setan dan cara bekerjanya, agar dapat menolak usaha-usahanya yang menyesatkan.
read more

SIAPA


SEBENARNYA IBLIS



7


Setan si Iblis adalah suatu pribadi yang nyata. Ia bukan sekedar kejahatan yang terdapat dalam diri seluruh umat manusia, seperti anggapan beberapa orang. Tentu saja manusia tidak dapat melihat Iblis, sama seperti mereka tidak dapat melihat Allah. Allah maupun Iblis adalah pribadi-pribadi roh, yaitu bentuk kehidupan yang lebih tinggi daripada manusia dan tidak dapat dilihat oleh mata kita.—Yohanes 4:24.



8


‘Tetapi jika Allah itu kasih,’ mungkin ada yang bertanya, ‘mengapa Ia menjadikan Iblis?’ (1 Yohanes 4:8) Sebenarnya, Allah tidak menciptakan Iblis. ‘Tetapi jika Allah menciptakan semua orang,’ mungkin ada yang berkata, ‘tentu Dia-lah yang menciptakan Iblis. Kalau tidak, siapa lagi? Dari mana lagi asalnya Iblis?’



9


Alkitab menjelaskan bahwa Allah menciptakan banyak sekali pribadi roh yang serupa dengan Dia. Dalam Alkitab, roh-roh ini disebut malaikat. Mereka juga disebut “semua anak Allah.” (Ayub 38:7; Mazmur 104:4, NW; Ibrani 1:7, 13, 14) Allah menciptakan mereka semua sempurna. Tak satu pun dari antara mereka dijadikan iblis, atau setan. Kata “iblis” berarti pemfitnah dan kata “setan” berarti penentang.



10


Akan tetapi, suatu waktu kemudian salah satu dari antara putra-putra rohani Allah ini menjadikan dirinya sendiri Iblis, yaitu, pendusta yang penuh kedengkian yang menjelekkan orang lain. Ia juga menjadikan dirinya Setan, yakni penentang Allah. Ia tidak diciptakan begitu, tetapi belakangan menjadi pribadi demikian. Sebagai contoh: Seorang pencuri tidak dilahirkan sebagai pencuri. Bisa jadi ia berasal dari keluarga baik-baik, mempunyai orang-tua yang jujur dan saudara laki-laki dan perempuan yang mematuhi hukum. Akan tetapi, keinginannya sendiri untuk mendapatkan apa yang bisa dibeli dengan uang, mungkin menyebabkan ia menjadi seorang pencuri. Maka, bagaimana salah seorang dari putra-putra rohani Allah menjadikan dirinya sendiri Setan si Iblis?



11


Malaikat yang menjadi Iblis hadir ketika Allah menciptakan bumi dan kemudian pasangan manusia yang pertama, Adam dan Hawa. (Ayub 38:4, 7) Jadi ia pasti mendengar Allah berkata agar mereka mempunyai keturunan. (Kejadian 1:27, 28) Ia tahu bahwa setelah beberapa waktu seluruh bumi akan dipenuhi dengan orang-orang benar yang menyembah Allah. Itulah maksud-tujuan Allah. Namun, malaikat ini terlalu banyak memikirkan keindahan dan kecerdasannya sendiri, dan ingin memperoleh bagi dirinya penyembahan yang seharusnya diberikan kepada Allah. (Yehezkiel 28:13-15; Matius 4:10) Ia tidak membuang keinginan yang salah ini dari pikirannya, malahan terus memikirkan hal itu. Ini mendorong dia bertindak untuk memperoleh kehormatan dan keistimewaan yang ia inginkan. Apa yang ia perbuat?—Yakobus 1:14, 15.



12


Malaikat yang memberontak ini menggunakan seekor ular yang hina untuk berbicara kepada Hawa, wanita pertama. Ini hampir sama seperti perbuatan seorang yang mahir membuat seekor binatang atau sebuah boneka yang ada di dekatnya seolah-olah sedang bicara. Akan tetapi, sebenarnya malaikat pemberontak inilah, pribadi yang disebut dalam Alkitab “ular tua,” yang berbicara kepada Hawa. (Wahyu 12:9) Ia mengatakan bahwa Allah tidak memberitahukan apa yang sebenarnya, dan menyembunyikan pengetahuan yang seharusnya diberikan kepada Hawa. (Kejadian 3:1-5) Ini suatu dusta yang penuh kedengkian dan hal ini membuat dia menjadi iblis. Dengan demikian ia juga menjadi penentang Allah, atau Setan. Tentu jelas bagi saudara, betapa keliru untuk membayangkan Iblis sebagai suatu makhluk bertanduk yang memegang garpu rumput panjang dan mengawasi suatu tempat siksaan di bawah tanah. Ia tidak lain dari malaikat yang sangat berkuasa tetapi jahat.



SUMBER


KESUSAHAN DUNIA



13


Dusta yang diceritakan oleh Iblis kepada Hawa berjalan sesuai dengan rencananya. Hawa mempercayainya dan dengan demikian tidak taat kepada Allah. Ia berhasil mempengaruhi suaminya juga untuk melanggar hukum Allah. (Kejadian 3:6) Iblis menyatakan bahwa manusia dapat hidup tanpa Allah. Menurut dia manusia dapat memerintah diri sendiri dengan sukses, tanpa bantuan Allah. Iblis juga memaksudkan bahwa ia dapat memalingkan dari Allah semua bakal keturunan Adam dan Hawa.



14


Tentu, Allah dapat saja langsung membinasakan Setan pada saat itu. Akan tetapi, jika demikian, tidak akan terjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh Setan, pertanyaan-pertanyaan yang dapat terus berada dalam pikiran para malaikat yang menyaksikannya. Jadi Allah memberikan waktu kepada Setan untuk mencoba membuktikan apa yang ia katakan. Apa hasilnya?



15


Perjalanan waktu telah membuktikan bahwa manusia tidak dapat memerintah diri sendiri dengan sukses tanpa bantuan Allah. Usaha mereka gagal sama sekali. Banyak orang sangat menderita di bawah pemerintahan-pemerintahan manusia, seperti yang diperlihatkan oleh Alkitab, dikendalikan dari belakang oleh Iblis. Juga, waktu yang Allah izinkan dengan jelas memperlihatkan bahwa Setan tidak dapat memalingkan semua orang dari ibadat kepada Allah. Selalu ada beberapa orang yang tetap setia kepada pemerintahan Allah. Saudara dapat membaca dalam Alkitab, misalnya, bahwa Setan mencoba, tanpa hasil, supaya Ayub tidak lagi melayani Allah.—Ayub 1:6-12.



16


Jadi pernyataan-pernyataan Iblis telah terbukti palsu. Sudah selayaknya ia dibinasakan karena memulai suatu pemberontakan yang jahat melawan Allah. Untunglah, kini telah tiba waktunya bagi Allah untuk mengakhiri pemerintahan Setan. Ketika melukiskan langkah pertama untuk melaksanakan hal ini, Alkitab mengungkapkan terjadinya peperangan penting di surga, yang tentunya tidak kelihatan atau tidak terdengar oleh manusia di bumi. Bacalah dengan teliti uraian Alkitab berikut ini:



17


“Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael [yaitu Yesus Kristus yang telah dibangkitkan] dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga. Dan naga besar itu, si ular tua [“ular yang semula,” NW], yang disebut Iblis atau Setan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya. ‘Karena itu bersukacitalah, hai sorga dan hai kamu sekalian yang diam di dalamnya, celakalah kamu, hai bumi dan laut! karena Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat.’”—Wahyu 12:7-9, 12.



18


Kapankah peperangan di surga ini terjadi? Bukti memperlihatkan bahwa ini terjadi sekitar masa Perang Dunia I, yang mulai pada tahun 1914. Sebagaimana dinyatakan oleh Wahyu, [pada waktu itu] Setan disingkirkan dari surga yang berarti bahwa sejak itu kita hidup dalam ‘waktunya yang sudah singkat.’ Jadi, masa ini adalah “hari-hari terakhir” dari dunia Setan. Meningkatnya kejahatan, ketakutan, peperangan, kekurangan makanan, penyakit dan keadaan-keadaan menyedihkan lainnya yang kita alami menjadi bukti dari fakta ini.—Matius 24:3-12; Lukas 21:26; 2 Timotius 3:1-5.



19


Karena Setan tahu bahwa ‘waktunya yang singkat’ sudah hampir berakhir, ia berusaha lebih keras daripada yang sudah-sudah supaya tidak ada orang yang melayani Allah. Ia ingin menarik sebanyak mungkin orang untuk ikut binasa bersama dia. Dengan alasan yang tepat Alkitab melukiskan dia seperti singa yang mengaum-aum mencari mangsanya. (1 Petrus 5:8, 9) Jika kita tidak ingin ditangkap oleh dia, kita perlu tahu bagaimana ia menyerang maupun cara-cara yang ia gunakan dalam menyesatkan orang banyak.—2 Korintus 2:11.



CARA


SETAN MENYESATKAN ORANG



20


Janganlah mengira bahwa cara-cara Setan mempengaruhi orang-orang untuk mengikuti dia selalu mudah diketahui. Ia pandai mengelabui orang. Selama ribuan tahun cara-caranya sungguh demikian liciknya sehingga dewasa ini banyak orang bahkan tidak percaya bahwa ia ada. Mereka menganggap kejahatan dan perbuatan salah sebagai hal-hal yang wajar saja, yang selalu akan ada. Cara Setan bekerja sangat mirip dengan cara tokoh penjahat pada zaman modern ini yang penampilannya terhormat, tetapi di belakang layar melakukan hal-hal yang sangat jahat. Alkitab menjelaskan: “Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang.” (2 Korintus 11:14) Jadi dapat diharapkan bahwa siasatnya untuk menyesatkan orang-orang akan sering kelihatan tidak salah, malahan kelihatannya bermanfaat.



21


Ingatlah bahwa Setan berpura-pura seperti teman terhadap Hawa. Lalu Setan menipu Hawa sehingga berbuat apa yang ia pikir untuk kebaikannya sendiri. (Kejadian 3:4-6) Demikian pula dewasa ini. Misalnya, melalui wakil-wakil manusiawinya dengan licik Setan menganjurkan orang-orang untuk menaruh kepentingan pemerintahan-pemerintahan manusia bahkan di atas pelayanan mereka kepada Allah. Hal ini melahirkan semangat nasionalisme, yang menimbulkan peperangan-peperangan yang hebat. Pada masa-masa belakangan ini, Setan menggerakkan orang-orang untuk mengadakan berbagai rancangan demi mencapai perdamaian dan kesejahteraan. Salah satu di antaranya adalah Perserikatan Bangsa Bangsa. Namun, apakah organisasi ini telah menciptakan dunia yang damai? Sama sekali tidak! Sebaliknya, ia terbukti menjadi alat yang mengalihkan perhatian orang dari sarana yang Allah sediakan untuk mendatangkan perdamaian bagi umat manusia, yakni kerajaan-Nya yang akan segera datang di bawah Kristus Yesus, “Raja Damai.”—Yesaya 9:5; Matius 6:9, 10.



22


Jika kita ingin memperoleh kehidupan kekal, kita membutuhkan pengetahuan yang saksama tentang Allah, Putra dan Raja-Nya serta kerajaan-Nya. (Yohanes 17:3) Sudah pasti Setan si Iblis tidak senang saudara memiliki pengetahuan ini, dan ia akan berusaha sekuat tenaga untuk menghentikan saudara memperoleh pengetahuan itu. Bagaimana ia akan melakukan hal ini? Antara lain, ia berusaha agar saudara mendapat tentangan, mungkin berupa ejekan. Alkitab memberi tahu kita: “Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya.”—2 Timotius 3:12.



23


Boleh jadi bahkan teman-teman dekat atau sanak keluarga akan mengatakan bahwa mereka tidak senang saudara menyelidiki Alkitab. Kristus Yesus sendiri bahkan memperingatkan: “Musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya. Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari padaKu, ia tidak layak bagiKu; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari padaKu, ia tidak layak bagiKu.” (Matius 10:36, 37) Sanak keluarga mungkin mencoba melemahkan semangat saudara, melakukannya dengan ikhlas karena tidak tahu mengenai kebenaran-kebenaran menakjubkan yang terdapat dalam Alkitab. Akan tetapi, jika saudara berhenti belajar Firman Allah sewaktu timbul tentangan, bagaimana pandangan Allah terhadap saudara? Selain itu, jika saudara menyerah, bagaimana saudara dapat membantu teman-teman dan orang-orang yang saudara kasihi untuk mengerti bahwa pengetahuan yang saksama dari Alkitab penting sekali, menyangkut soal hidup atau mati? Jika saudara berpaut pada perkara-perkara yang saudara pelajari dari Firman Allah, mereka mungkin dapat dipengaruhi pada waktunya untuk ikut mempelajari kebenaran.



24


Di samping itu, boleh jadi Setan ada di belakang sesuatu yang menggoda saudara untuk ikut dalam suatu kegiatan yang amoral, yang tidak menyenangkan Allah. (1 Korintus 6:9-11) Atau mungkin ia akan membuat saudara merasa terlalu sibuk sehingga tidak sempat belajar Alkitab. Akan tetapi, bila saudara merenungkannya, apakah ada sesuatu yang lebih penting daripada memperoleh pengetahuan ini? Janganlah biarkan apa pun menghentikan usaha saudara untuk memperoleh pengetahuan ini yang dapat membimbing saudara demi mendapat kehidupan kekal dalam kebahagiaan di bumi!



25


Alkitab menganjurkan: “Lawanlah Iblis.” Jika saudara melakukan hal ini, “ia akan lari dari padamu!” (Yakobus 4:7) Apakah ini berarti bahwa jika saudara melawan serangan Setan, ia akan menyerah dan tidak menimbulkan kesulitan lagi? Tidak, ia akan terus mencoba agar saudara melakukan apa yang ia inginkan. Akan tetapi, jika saudara terus melawan dia, ia tidak akan pernah berhasil membuat saudara mengambil haluan yang bertentangan dengan Allah. Jadi, hendaklah saudara tekun mendapatkan pengetahuan yang maha penting dari Alkitab dan terapkanlah apa yang saudara pelajari. Ini penting supaya saudara tidak diperdayakan oleh satu cara lain yang dipakai Setan untuk menyesatkan orang-orang, yaitu agama palsu.

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar